Topkapi mini di Lamongan
Peradaban Islam hari ini adalah warisan Nabi Muhammad SAW ratusan tahun
silam. Di Museum Topkapi di Istanbul, Turki, wisatawan bisa mengenang
Rasulullah lewat sejumlah barang peninggalannya.
Istana Topkapi, dibangun tahun 1470, pada masa Sultan Mehmet dari
Dinasti Usmaniyah. Pada 1924, istana ini diubah fungsi menjadi museum atas
permintaan bapak bangsa Turki yakni Mustafa Kemal Ataturk.
Sejak masih berupa istana, Topkapi menyimpang sejumlah barang
bersejarah yang penting. Maka ketika diubah menjadi museum, tidak sulit untuk
mengatur koleksi barang-barang penting itu.
Museum Topkapi menyimpan keramik, senjata, perabotan emas dan perak,
perhiasan, porselen, lukisan dan baju-baju kerajaan, namun, koleksi paling
penting dan bersejarah disimpan dalam ruang bernama Pavilion of Holy Mantle dan
Holy Relics. Tempat yang dulunya kamar sultan ini berisi sejumlah barang
peninggalan Nabi Muhammad SAW.
Dari nama ruangannya, barang utama di sini adalah jubah atau mantel
Nabi Muhammad SAW. Jubah ini dulunya dijaga Dinasti Abbasiyah di Mesir. Namun
menyusul penaklukan oleh Usmaniyah tahun 1517, barang ini diboyong ke Istanbul.
Museum Topkapi memang menyimpan bukti peradaban Islam dunia, tapi di
Indonesia, ada museum yang juga menyimpan bukti bukti kebesaran peradaban Islam
dunia, Yakni, Indonesian Islamic Art Museum atau Museum Islam yang berada di
Wisata Bahari Lamongan (WBL) di jalan raya Paciran, Lamongan, Jawa Timur.
Indonesian Islamic Art Museum yang dibuka sejak 28 Desember 2016 lalu
ini sangat perlu dan penting. Sebab, di Indonesia belum ada yang menjelaskan
secara runtut dari awal terkait sejarah Islam.
Dalam penyuguhan lewat zona audio visual, pengunjung dapat menyaksikan
pemutaran film pendek berdurasi 15 menit tentang sejarah peradaban Islam dunia
mulai dari gambaran jazirah Arab di masa lalu, kedatangan Nabi Muhammad SAW,
masa kekhalifahan, hingga penyebaran Islam ke penjuru dunia.
Disana pun terdapat koleksi benda-benda bersejarah mulai dari galeri
peninggalan kerajaan Ottoman Turki, Mughal India, Dinasti China, Samudra Pasai
Sumatera, Aceh, Mataram Islam dan rekam jejak Wali Songo di Pulau Jawa.
Museum ini juga menyajikan artefak-artefak dari berbagai kerajaan yang
ada di luar negeri. Seperti Ottoman Turki, Mughal India (Taj Mahal) dan masa
kedinastian China. Seperti pedang Zulfikar Shamsir, baju perang Turki atau baju
zirah, manuskrip Al-qur’an dan masih banyak lainnya.
Ada pula ratusan koleksi keramik dari dinasti Tang, Song, Yuan, Qing
dan kerajaan Champa hingga beberapa kain gujarat dari India. Tidak ketinggalan,
di zona ini juga menyajikan benda-benda bersejarah dari kerajaan Islam
Indonesia.
Selain itu, dengan mendownload aplikasi AR Indonesian Islamic Art di
Playstore, pengunjung bisa menscan gambar-gambar yang ada di museum yang
nantinya akan tampil dalam bentuk tiga dimensi.
Museum Islam yang menggunakan sentuhan teknologi ini, berusaha untuk mampu
menghadirkan nuansa pariwisata berbasis digital. Digitalisasi arsip sejarah
Islam yang ada di museum ini membuat nyaman para pengunjung yang datang untuk
menginternalisasi nilai sejarah. Cara ini dapat memberikan informasi peristiwa
sejarah Islam yang lebih mendetail.
Comments
Post a Comment